Memasuki semester baru, banyak beasiswa dari berbagai lembaga maupun institusi yang telah dibuka. Salah satunya ialah Beasiswa Reguler Karya Salemba Empat (KSE). Luthfiana Erlistya, mahasiswa Prodi Matematika Unair angkatan 2018, merupakan satu dari beberapa mahasiswa yang terpilih mendapatkan beasiswa tersebut. Beasiswa KSE adalah program yang diselenggarakan untuk membantu kebutuhan finansial mahasiswa. Program ini bertujuan untuk mendorong dan turut mempersiapkan penerima beasiswa menjadi lulusan yang memiliki integritas, berwawasan kebangsaan, cinta pada tanah air, nusa dan bangsa. Tujuan lainnya adalah mengambil aksi segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya. Para peserta program berkesempatan mengikuti program pembinaan yang diselenggarakan oleh KSE seperti tatap muka, leadership program, seminar, workshop dan coaching.
Fasilitas yang diberikan berupa tunjangan uang pendidikan 750.000/bulan. Selain itu peserta juga bisa mendapatkan keluarga yang super asik di paguyuban Beasiswa KSE UNAIR serta relasi baru dari seluruh Universitas Penerima Beasiswa KSE di Indonesia. Penerima beasiswa juga dilibatkan dalam berbagai macam project offline/online (terutama social project) serta webinar soft skill ataupun profesional skill yang diadakan secara rutin. Dengan demikian, peserta bisa mendapatkan ilmu-ilmu dari banyak pembicara yang berasal dari BUMN donatur. Sebagai identitas, penerima beasiswa juga mendapat jaket KSE Unair dan berkesempatan mengikuti berbagai macam jenis lomba yang diadakan oleh yayasan.
Untuk mendapatkan beasiswa ini bukan hal yang mudah bagi Luthfiana, banyak proses-proses yang harus dilalui. Yuk mari simak perjalanan Luthfiana hingga mendapatkan beasiswa KSE
Sebelumnya maaf ya aku cerita agak panjang hehe. Jadi dari awal aku ngerantau di Surabaya, aku emang ngejar banget tentang dunia pendidikan. Karena aku ngerasa sempat gagal di SNMPTN, jadi aku harus niat buat belajar di kampus. Apalagi ini di tanah orang dan aku ngekos, otomatis pengeluaran dan kebutuhan akan lebih banyak. Dari sini aku mulai putar otak gimana biar nggak terlalu ngerepotin orang tua.
Singkatnya, aku sebagai pribadi yang extrovert nggak bisa cuma duduk diem di kelas sambil belajar gitu. Akhirnya ikut kegiatan himpunan, BEM, univ, dan di luar univ juga. Karena dengan hobby berorganisasi yang gak pernah berhenti, otomatis aku agak susah buat bagi waktu ngelesi siswa, dan aku akhirnya mulai cari tau tentang beasiswa. Sampai suatu ketika, waktu aku jadi staff pengmas Himpunan Matematika, kita lagi mau berangkat ke desa buat ngelakuin ABDES (Abdi Desa.red). Qadarullah, aku kecelakaan ditabrak truk, yang mana aku harus berhenti kuliah 3-4 bulan dan balik ke jogja buat pengobatan.
Dari sini, aku udah nggak ada harapan si buat ikut beasiswa, karena tadinya di semester 3 aku niat buat apply (semester paling optimal buat ngevent, organisasi dan apply macem-macem menurutku). Kenapa nggak ada harapan? karena ya, aku cuti kuliah selama itu, terus aku nggak bisa nulis sampai akhir semester 3 (UAS & UTS Cuma nulis sebisaku, karena tanganku masih diperban dan pake pen), hal ini bikin IPK aku turun drastis banget. Jadi cuma 2 koma sekian gitu. Boro-boro bisa daftar beasiswa, ngelanjutin ke semester 4 aja udah alhamdulillah waktu itu wkwkw.
Akhirnya yaudah, fokus buat perbaiki nilai dulu dan perbaiki mental dan fisikku waktu itu. Ya beberapa kali ikut lomba, gagal, cuma sampe final, dll juga aku jalani buat nutup rasa sedihku karena nggak jadi daftar beasiswa waktu itu (aku ambis banget selama kuliah setidaknya ada achievement sesuatu soalnya biar orang tuaku bangga dikit wkwkw). Soalnya setiap beasiswa punya kriteria IPK yang cukup tinggi, dan akupun sudah yakin nggak bisa ikut beasiswa apapun, karena naikin IPK dari 2,.. ke angka 3,.. itukan susah banget wkwkw.
Tapi Allah nggak pernah tidur. Singkat cerita, zoom tiap malem, nugas-makan-tidur-nugas bisa paid off dan aku rasa IPK ku bisa ikut buat beasiswa yang kali ini nih (beasiswa KSE maksudku). Dari sebelum pendaftaran buka, aku udah nyicil nyiapin persyaratan (karena cukup banyak ya). Terus hari kedua pembukaan, aku udah langsung apply. Setelah apply, seneng juga deg-degan. Karena kan prosesnya panjang ya. Ada administrasi-tes kewarganegaraan-tes wawancara-dan finalisasi berkas.
Qodarullah Allah baik banget, aku satu-satunya anak Matematika pas itu yang lolos dari berapa ribu anak UNAIR yang daftar waktu itu. Ya Allah, walaupun beasiswa ini bukan yang beasiswa sebesar beasiswa lain, tapi ini sesuai banget sama yang aku harapkan. Ikut beasiswa bukan dari beasiswa perbankan ataupun sejenisnya. Namun mengikuti beasiswa dari Lembaga BUMN. Walaupun ngerasain KSE cuma 1 tahun, tapi Allah baik banget, dan sampai detik ini rasa syukurku bener-bener nggak pernah berhenti, karena aku cocok banget sama beasiswa ini dan lingkungannya, terutama dibidang sosial projectnya.
Nah, itu tadi perjalanan Luthfiana hingga mendapatkan beasiswa KSE yang menjadi impiannya. Ditanya tentang tips dan trik, Luthfinana menjawab, “Jujur nggak banyak tips dan trik dari aku. Intinya, targetin yang kamu rasa harus atau ingin dicapai. Ikuti informasinya terus, perbanyak tanya dan siapin semateng-matengnya (berkas, dll nya). Oh iya, sama latihan buat berbicara di depan umum atau mulai belajar menyelesaikan permasalahan-permasalahan kecil yang ada di organisasi. Aware sama berita terkini itu juga penting untuk mengasah pengetahuan kita. Tips terakhir adalah tenang dan jangan bandingkan diri kita sama siapapun, pokoknya berprogres aja! Allah nggak pernah tidur buat hambanya yang serius mencoba kok! Goodluck <3.” Ungkapnya