Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair kembali menggelar seri kuliah tamu pada Senin dan Selasa, 11-12 Desember 2023 dengan mengundang Prof. Farai Nyabadza, Ph.D. dari Department of Mathematics and Applied Mathematics, Faculty of Science, University of Johannesburg, South Africa selaku pembicara. Pada kegiatan ini, Prof. Nyabadza membawakan dua topik yang disampaikan pada tiap sesi, yaitu: “Infectious Disease Models part 1 and 2” pada hari pertama dan “Designing and Analysis of a TB Model” pada hari kedua. Kuliah tamu yang dilaksanakan secara daring melalui media ZOOM ini dihadiri oleh kurang lebih 70 peserta di tiap sesinya. Kegiatan ini terbuka untuk umum, sehingga peserta yang hadir pun beragam, baik dari kalangan dosen maupun mahasiswa yang berasal dari dalam maupun luar Unair.
Pada hari pertama, Prof. Nyabadza membahas bagaimana sebaiknya suatu model Matematika di bentuk. Pembentukan model Matematika diawali dari hal paling sederhana yang merepresentasikan suatu fenomena riil. Pengembangan suatu model seringnya merupakan proses iterasi, dimana terdapat observasi berulang sehingga suatu model benar-benar dapat bekerja dengan baik dalam merepresentasikan kondisi riil. Dalam suatu penelitian perlu adanya kolaborasi transdisciplinary dan interdisciplinary. Hal ini disebabkan karena seorang praktisi umumnya tidak cukup baik dalam hal abstraksi saat membangun suatu model, mereka cenderung ingin melibatkan semua aspek secara detail. Sebaliknya seorang Matematikawan tidak cukup baik dalam hal interpretasi. Mereka banyak melakukan asumsi dan mengabaikan hal-hal detail untuk dapat membentuk model yang ‘bersih’. Oleh karena itu, dengan adanya kolaborasi dari kedua pihak akan sangat menunjang keberhasilan suatu penelitian.
Pada hari kedua, Prof. Nyabadza lebih fokus pada praktik pembentukan suatu model secara bertahap. Pada sesi ini, model yang digunakan adalah model penyebaran penyakit Tuberkolosis. Dimulai dari model sederhana yang hanya terdiri atas populasi rentan (susceptible), laten (latent), terinfeksi (desease infectious), dan sembuh (recovery).Pada pengembangan selanjutnya, populasi laten dibagi menjadi dua, yaitu: fast latent dan slow latent. Di mana kedua populasi tersebut yang berkontribusi pada peningkatan jumlah populasi terinfeksi. Pengembangan ketiga adalah dengan menambahkan adanya kemungkinan perpindahan dari populasi slow latent ke fast latent. Dari tiap tahap pengembangan model yang dicontohkan, Prof. Nyabadza ingin menunjukkan bahwa pembuatan model Matematika dapat dilakukan secara bertahap melalui penelitian yang kontinu hingga didapatkan model yang makin kompleks dan representatif terhadap kondisi nyata.
Melalui materi yang telah disampaikan pada kuliah tamu ini diharapkan dapat turut memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan sesuai dengan semangat SDG’s poin keempat. Selain itu, kegiatan ini juga mampu menguatkan kemitraan global elalui kolaborasi dengan mitra luar negeri.