Difandi Wahyu Hibatur Rahman, mahasiswa prodi Matematika angkatan 2018, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, merupakan satu dari mahasiswa berprestasi Fakultas Sains dan Teknologi karena telah berhasil membawa nama Universitas Airlangga dalam Kegiatan Berwirausaha Mahasiswa Indonesia (KBMI) yang diadakan oleh Kemendikbud. Program ini dilaksanakan secara online yang diikuti hingga 1000 peserta dalam bentuk regu. Kelompok Difandi sendiri, yang dibimbing oleh Dr. Tri Siwi Agustina SE., M.Si., dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga, telah berhasil lolos tahap pendanaan KBMI tahun 2021 dengan bisnis MASPOKAT yang ia bentuk.
MASPOKAT adalah bisnis minuman kekinian yang bergerak di bidang Food and Beverage dengan mengambil alpukat sebagai bahan dasar. Minuman yang disediakan oleh MASPOKAT sendiri dicampur dengan susu dan krimer sehingga memiliki rasa yang authentic dan khas yang membuat orang ketagihan. Alpukat yang dijadikan bahan dasar pembuatan minuman ini diolah secara kasar, bukan seperti jus yang biasa kita temukan, sehingga orang-orang yang meminum dapat merasakan bulir-bulir alpukat di dalamnya.
Motivasi yang ditanamkan oleh Difandi dan kelompoknya adalah ingin menjadi mahasiswa yang mandiri, yang dapat meringankan beban orang tua. Menurut Difandi sendiri, keinginan untuk membuka usaha sudah tertanam dalam dirinya dan para anggota sehingga, ia memiliki tekad yang tinggi untuk mengikuti KBMI dengan harapan agar bisnis yang ia cetuskan dapat berkembang, dapat memunculkan invoasi baru, dan dapat memberdayakan masyarakat sekitar, khususnya pelajar tingkat SMA dan SMK sederajat. Pencarian modal juga dijadikan salah satu motivasi dari Difandi untuk mengikuti kompetisi ini. Modal yang mereka kumpulkan dapat digunakan untuk terus membangun bisnis MASPOKAT, baik dari pembenahan bagian internal usaha sampai ke pembukaan cabang.
Sebelumnya, Difandi dan anggota kelompoknya pernah mengikuti KBMI pada tahun awal perkuliahan. Sayangnya, kelompok Difandi tidak lolos dalam pemilihan proposal bisnis. Tetapi, hal tersebut bukanlah jalan buntu untuknya, melainkan, Difandi kembali mengikuti KBMI pada tahun kedua perkuliahan. Walaupun pada tahun kedua mereka dihadapi dengan hasil yang sama, hal ini tidak dijadikan sebagai penghalang untuk meraih kesuksesan. Mereka mempelajari kembali kesalahan yang mereka perbuat dalam penyusunan proposal dan pengalaman 2 tahun tersebut dijadikan bekal untuk mengikuti KBMI pada tahun ketiga. Bekat kerja keras dan usaha tiap-tiap anggota, akhirnya Difandi lolos uji proposal. Mengutip dari kalimat Difandi, ia berkata “Tidak selalu semua berjalan mulus. Semua itu butuh proses, dari proses kita akan tahu kesalahan, dan dari kesalahan kita bisa ambil pelajaran”.
Bisnis yang telah berjalan selama 1 tahun ini telah memiliki 3 cabang yang tersebar di daerah Sidoarjo dengan mengenalkan berbagai macam inovasi minuman jus alpukat, seperti original, milo, gooday, jahe, dan coco crunchy, yang dijual dengan harga Rp5000,00. Alpukat yang digunakan merupakan hasil panen dari petani langsung sehingga terjamin kualitas dan harganya. Usaha ini dibangun oleh 5 mahasiswa Universitas Airlangga yang masing-masing berasal dari program studi yang berbeda-beda dengan pekerjaannya masing-maing. Pemilihan dari anggota KBMI sendiri dapat terbilang sulit, karena harus menyetarakan passion di bidang usaha. Dari sini, terlihat sekali keseriusan Difandi dalam membangun bisnisnya ke jenjang yang lebih tinggi dan bukan sekedar coba-coba. Rencana kedepannya dari Difandi untuk maskapot adalah dengan membuka sampai 30 cabang yang tersebar di daerah Sidoarjo dan Surabaya.
Penulis: Annisa Rahma Putri