Kampus mengajar, suatu rangkaian kegiatan dari kampus merdeka, merupakan program yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim. Program ini mengajak para mahasiswa untuk turun langsung ke sekolah dasar di segala pejuru Indonesia yang memiliki kendala dalam 3T, yaitu terdepan, terpencil dan tertinggal. Sistem pengajaran yang dilakukan oleh mahasiswa dapat memberikan inovasi dalam pembelajaran, baik itu literasi ataupun numerasi serta beradaptasi dengan teknologi yang sudah ada. Pendaftar hanya perlu melengkapi biodata yang tertera di akun kampus merdeka dan memilih kegiatan kampus mengajar, yang akan dilanjutkan dengan pengisian laman pendaftaran.

Al Kahfi Briyan Rifiansyah, mahasiswa prodi Matematika angkatan 2017, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, merupakan salah satu dari 10.000 peserta yang mendaftar dan mengikuti kampus mengajar, dengan bimbingan Yanis Ulul Az’mi, SE., S.IIP., MA., dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Wijaya Kusuma, beserta kelompoknya yang berada dari berbagai macam jurusan dan universitas. Kegiatan ini mulai berjalan dari tanggal 18 Maret sampai 25 Juni 2021, khusus untuk angkatan pertama. Mahasiswa Universitas Airlangga ini pertama kali mengetahui akan kampus mengajar dari akun sosial media Instagram dan mengikuti kegiatan untuk mengisi kekosongan waktu sebagai mahasiswa akhir. Tak hanya keuntungan yang dibawa dari mengikuti kegiatan ini, Al Kahfi juga merasakan bagaimana menjadi tenaga kependidikan dengan saling berbagi pandangan dengan guru setempat mengenai situasi yang dialami oleh sekolah.

Koordinasi Tim Kampus Mengajar dengan Pihak Sekolah

Kegiatan yang dilaksanakan di sekolah dasar ini dilaksanakan secara hybrid, yang berarti menetapkan sistem tatap muka dan sistem online. Salah satu alasan mengapa hal ini dilakukan adalah untuk para murid yang tidak memiliki akses internet dan gadget dapat datang ke sekolah untuk mengambil lembar kerja siswa (LKS) yang sudah ditugaskan. Pembelajaran online sendiri dilakukan melewati platform google teams, dimana kegiatan pengerjaan tugas, pemberian materi dan pengajaran online sudah disediakan secara lengkap. Namun, karena keterbatasan kuota yang dimiliki tiap murid, pembelajaran online ini tidak dilakukan secara rutin.

SD Baitul Makmur, yang bertepat di Surabaya ini, merupakan sekolah tujuan bagi Al Kahfi untuk melaksanakan kegiatan. Pemilihan sekolah sudah ditentukan berdasarkan list yang diberikan, sehingga mahasiswa tidak dapat melakukan survei tempat. Meskipun begitu, Kehadiran mahasiswa peserta kampus mengajar sendiri memberikan efek yang signifikan kepada sekolah yang mereka bantu. Mengutip dari perkataan Al Kahfi, ia berkata bahwa dengan adanya mahasiswa sistem tata usaha dan perpustakaan sekolah menjadi lebih mudah tertata.

Pelaksanaan Kampus Mengajar di SD Baitul Makmur

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kontribusi tiap kelompok kepada sekolah dapat berupa bantuan permasalahan adiministrasi, menyusun RPP, menyiapkan program tahunan (Prota) dan program semester (Prosem), dan membantu mengakreditasikan sekolah berdasarkan standar-standar yang telah ditentukan. Tak lepas dari itu, kelompok dari Al Kahfi sendiri menciptakan sebuah inovasi yang ditujukan kepada para pelajar yang hendak mengikuti kegiatan UAS. Hal ini diperjelas oleh Al Kahfi bahwa mahasiswa pergi dan mengirimkan kertas ujian tersebut yang akan dikembalikan keesokan harinya oleh para murid. Walaupun berjalan sesuai inovasi, Al Kahfi beserta kelompoknya berharap bahwa dengan adanya inovasi ini, mereka berharap untuk memberikan bantuan yang lebih. Dari sistem yang sudah diimplementasikan, mereka juga berharap untuk dapat mengembangkannya menjadi lebih baik, karena terdapat beberapa sistem yang masih kurang optimal.

Dengan itu, Al Kahfi berharap agar kedepannya kampus mengajar dapat mencapai ke sekolah lainnya agar SD di Indonesia dapat sistem pengajaran yang sama rata. Lalu, untuk para calon peserta kampus mengajar angkatan berikutnya, Al Kahfi berpesan “Maksimalkan ide-ide brilian kalian untuk memajukan pendidikan Indonesia, tunjukan bahwasanya kita sebagai mahasiswa benar-benar dapat membawa perubahan”.

Penulis: Annisa Rahma Putri